Slankers angkat tangannya...

Slankers angkat tangannya...

Kalau saya ditanya siapakah individu atau kelompok orang Indonesia yang paling berpengaruh bagi anak muda di Indonesia maupun di kawasan regional Asia Tenggara? Dengan berbagai pertimbangan, untuk kelompok orang, tanpa ragu saya menjawab: grup musik Slank!.
Setelah melihat gebrakan mereka di awal tahun ini, saya semakin yakin dengan jawaban itu. Ya, Slank terus saja berkarya dan membuat gerakan moral. Mereka misalnya, berhasil menyengat dan memancing amarah kalangan DPR dengan lagu “Gosip Jalanan”.
Mau tahu nggak mafia di Senayan
kerjanya tukang buat peraturan
bikin UUD ujung-ujungnya duit.

Sebenarnya Gosip Jalanan bukanlah lagu baru. Lagu bernuansa protes terhadap perilaku korupsi aparat dan politisi itu sudah beredar sejak empat tahun lalu. Namun karena dinyanyikan di depan Komisi Pemberantasan Korupsi (KP) akhir Maret lalu dalam rangka mendukung pemberantasan korupsi, aksi itu diliput banyak media massa. Apalagi semua personel Slank — Bimbim, Kaka, Ridho, Abdee dan Ivanka — berkaos hitam dengan “Slank Anti Korupsi” menyerahkan album dengan judul yang sama dengan tulisan tersebut. DPR — yang tempatnya memang di Senayan — merasa tersindir sehingga Wakil Ketua Badan Kehormatan DPR, Gayus Lumbuun, menyatakan akan menuntut Slank.
Anda semua, saya yakin, sudah tahu betul siapa itu Slank. Jadi saya tidak akan mengulang-ulang lagi kisah yang sudah bertebaran di mana-mana dan sudah Anda ketahui — termasuk bagaiamana mereka berhasil membangun jutaan penggemar baik di dalam maupun di luar negeri, bagaimana mereka konsisten berkarya, bagaimana mereka mempengaruhi pandangan banyak anak muda, dan sebagainya.
Saya hanya akan memberikan alasan pribadi, mengapa lima sekawan Slank itu saya pilih sebagai Inspiring Person kali ini — setelah sebelumnya saya menulis Steve Jobs dan Warren Buffett.

Daya hidupnya itu..
Sulit mendapatkan grup musik bagus yang masih bertahan lama di tengah hingar bingar kecenderungan pop dan musik ringan saat ini. Kebanyakan kelompok musik menjadi populer kemudian hilang dalam sekejap tanpa sisa, baik karena tidak populer lagi, atau bertikai kemudian pecah. Desember lalu, Slank merayakan ulang tahunnya yang ke 24. Jelas itu bukan usia muda. Formasi terbarunya tidak pernah pecah selama 10 tahun terakhir.
Kalau bisa masuk ke usia 30 tahun, mereka bisa dikategorikan sebagai grup legendaris.

Slankers-nya itu lho.
Dari sekian banyak penggemar kelompok musik, pecinta musik Slanklah yang paling fanatik. Slankers ada di mana-mana. Mereka membentuk wadah untuk silaturahim, selalu hadir di setiap acara Slank, dengan pakaian ala Slank, dan — tentu saja tidak lupa sambil mengibarkan bendera Slank. Kalau mereka berantem di konser, dengan mudah ditenangkan oleh Kaka, hanya dengan kata-kata “Peace!” sambil mengangkat jari tangan berbentuk V. Anda pernah menemukan penggemar grup musik sefanatik dan sedamai Slankers? Saya belum pernah.

Perubahannya itu ..wah.
Siapapun yang pernah kena narkoba akan sulit lepas dari benda laknat itu. Sudah banyak contoh, mereka yang tobat, namun dalam tempo singkat kembali terjerat. Bimbing dan kawan-kawan sudah pernah terkena virus itu. Namun, setelah bertobat bertahun-tahun lalu di bawah pengawasan ibunya yang juga manajernya — bunda Iffet Sidharta, mereka tampak sudah lepas total dari rayuan narkoba. Mereka kini montok dan bahkan menjadi salah satu ikon gerakan “Say No to Drug”.
Kehidupan keluarga mereka juga tampak harmonis. Tatkala selebriti lagi terkena isu kawin cerai, selingkuh, dan sejenisnya, personil Slank jauh dari isu tersebut. Padahal, dengan popularitas dan karisma mereka, mestinya banyak cewe yang jatuh hati dan rela mati demi mendapatkan mereka.
Bukan hanya itu. Mereka juga aktif mengkampanyekan hal-hal positif. Anti Korupsi adalah gebrakan teranyarnya. Sebelumnya, kecuali gerakan anti narkoba, mereka juga aktif dalam gerakan hijau untuk menjaga lingkungan. Hebatnya, mereka melakukan itu dengan amat cerdas. Coba perhatikan kalimat Kaka, sang vokalis, ketika di KPK Maret lalu. “Pemberantasan korupsi tidak melulu soal penindakan terhadap koruptor. Tapi juga penyadaran mental kaum muda. Percuma kalau koruptornya diberantas, tapi bibitnya tetap ada, ya, korupsi bakal ada terus.”

Kesederhanaannya itu.. 
Konsernya memang garang. Lagunya keren-keren. Namun mereka sangat sederhana di panggung. Pakaian mereka biasa saja. Wajah mereka juga mewakili wajah-wajah kebanyakan orang sederhana. Sama sekali tidak ada aura mewahnya. Saya rasa, kehidupan pribadi mereka juga jauh dari bermewah-mewah.
Itulah hal-hal yang membuat saya mempostingnya hari ini di kategori Inspiring Person. Slank memang bisa berarti slenge’an alias asal-asalan bin urakan. Penampilan mereka terkesan slenge’an. Namun, Slank jelas jauh dari ciri itu. Jati diri mereka sesungguhnya ya seperti yang saya tulis di atas.

0 comments:

Posting Komentar